Kesalnya rasa hati apabila melihat prasangka-prasangka buruk yang merajalela telah merusak hubungan kawan dan persaudaraan. Kesalnya rasa hati apabila prasangka-prasangka buruk terhadap seseorang telah memadamkan kebaikan-kebaikan yang di lakukan oleh orang itu.
Adilkah hanya mendengar cerita dari satu pihak untuk menilai konflik yang berlaku antara dua pihak? Adilkah hanya mengiyakan cerita sebelah pihak tanpa ada ruang untuk pihak yang satu lagi membela diri....?
Terlihat satu hubungan menantu dan mertua terputus selama beberapa tahun karena prasangka si menantu bahwa mertuanya itu telah memburuk-burukkan dirinya, hanya mendengarkan cerita orang, tanpa dia bertemu muka dengan mertuanya untuk menilai dengan adil.
Hadir seseorang yang berprasangka telah menceritakan keburukan seseorang, keburukan itu dipercaya hanya mendengar cerita orang tanpa ada tabayun (klarifikasi) untuk lebih adil menilai permasalahan.
Prasangka itu membunuh. Membunuh kasihsayang. Membunuh silaturrahim. Karena kebanyakan prasangka itu salah, dan dosa. Membiarkan setan tertawa gembira dengan campur tangannya yang terus-menerus meletakkan diri manusia dalam prasangka.
Diri ini juga belajar nilai penting bahwa hubunan itu mudah saja kocar-kacir dengan prasangka-prasangka yang bermain dijiwa. Si fulan berprasangka begini, si fulan berprasangka begitu. Sedangkan, jika mencari jalan mengkomunikasikan perasaan, prasangka tidak akan memecah belah.
Gunakanlah setiap peluang dan keadaan untuk menjernihkan prasangka. Manfaatkan teknologi untuk saling menjelaskan kekeliruan. Manfaatkan modal panca indera yang Allah anugrahi untuk mematikan prasangka yang menipu daya. Bertanyalah untuk mendapatkan jawaban. Diamlah dan jangan menyampaikan keburukan orang lain, jika itu hanya prasangka yang terbit memancar di lubuk perasaan. Sungguh, hidup dalam orasangka itu menyedihkan, mengecewakan!
يَاأَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوْا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّّ أَحَدَكُم أَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
"Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prsangka, karena sesungguhnya prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan lah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian lainnya. Apakah kalian mau memakan daging bangkai saudara kalian yang sudah mati tentu kalian akan merasa jijik dengannya. Bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha menerima taubat, lagi maha penyayang". (QS. Al-Hujurat : 12).
No comments: