Tidak bisa manusia hidup secara individual atau sendiri-sendiri. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Terutama kepada yang terdekatnya. Contohnya adalah tetangga. Ketika terjadi sesuatu tentu yang pertama kali kita mintai bantuan adalah tetangga kita.
Maka untuk menciptakan kenyamanan, ketentraman, dan kehangatan dalam bersosialisasi dalam masyarakat. Di bawah ini adalah beberapa etika bertetangga.
1. Menghormati tetangga dan berperilaku yang baik terhadap mereka.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits.
....مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَليُكْرِمْ جَارَهُ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia memuliakan tetangganya".
Dan dalam riwayat lain disebutkan,
فَلْيُحْسِنُ إِلَى جَارِهِ
"hendaklah ia berperilaku baik terhadap tetangganya" (Muttafaqun alaihi).
2. Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita.
Tidak membuat mereka tertutup dari sinar matahari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui batasannya, baik merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti perasaannya.
3. Hendaknya kita memelihara hak-haknya disaat mereka tidak di rumah.
Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil; dan hendaknya kita ulurkan tangan, bantuan, dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata kita dari istri, anak perempuan, anggota keluaga perempuan mereka, dan merahasiakan aib mereka.
4. Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka.
Seperti suara radio atau televisi, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، قِيلَ: مَنْ يا رسولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذي لا يأْمنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
"Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman!" Nabi ditanya : "Siapa wahai Rasulullah?" Nabi menjawab : "Orang yang tetangganya tidak merasa aman, tentram dari perbuatannya."(Muttafaqun alaihi).
5. Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka
Dan seharusnya kita ajak mereka berbuat ma'ruf dan mencegah yang mungkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasehat yang baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan.
6. Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda kepada Abu Dzar Rodhiallahu Anhu
ياأبا ذَر إِذَا طَبَختَ مَرقَةً فَأَكثِر مَاءَهَا - أَي إِذَا طَبَختَ لَحْمًا فَأَكْثِر مَاءَه - وَتَعَاهَد جِيرَانَكَ
"Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu". (HR. Muslim)
7. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita di dalam duka mereka.
Hendaknya kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya, dan hendaknya kita undang untuk datang kerumah. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka lunak dan sayang kepada kita.
8. Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan dan kekeliruan mereka, dan jangan pula senang bila mereka keliru. Bahkan seharusnya kita tidak memanfaatkan kekeliruan dan kesalan mereka.
9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : "Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah...-Disebutkan di antaranya, ... seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (di ganggu) oleh tetangganya, namun ia bersabar atas gangguannya itu, hingga keduanya dipisah oleh kematian atau kepergiannya." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-albani).
No comments: